Bacaan: 2 Korintus 12:10

CARA PANDANG ALEX

Sue Rhodes memiliki anak yang didiagnosis mengalami keterbelakangan mental. Namun, Alex, nama anak itu, selalu memandang hidup itu dengan cara yang sangat istimewa. Ia memberi tahu setiap orang bahwa Yesus tinggal dalam hatinya. Ketika pulang sekolah, ia tidak sabar memberi tahu ibunya bahwa hari ini Tuhan telah membantunya memahami pelajaran di sekolah. Saat mengatakan hal itu, Alex seolah-olah melihat Tuhan berdiri tepat di sampingnya. Ia tidak pernah terganggu oleh pendapat orang lain, tidak pula terganggu oleh cara pandang dunia. Ia mampu melihat Tuhan dengan cara yang barangkali lebih nyata dan dekat dari kebanyakan orang.

Ujian iman sesungguhnya tampak ketika seseorang berada dalam kondisi lemah. Rasul Paulus pun pada akhirnya memahami mengapa Allah "menghadirkan" kelemahan di tubuhnya. Ia menyadari bahwa kelemahan membuatnya tidak tinggi hati. Kelemahan membuka matanya akan kehadiran Allah yang selalu menyertainya. Paulus belajar memandang hidupnya yang lemah itu dengan cara yang paling sederhana: mengucap syukur dan berterima kasih atas kasih karunia Allah.

Kelemahan seperti apa yang sedang kita alami? Mari belajar memahami bahwa kehadiran Tuhan tidak ditentukan oleh seberapa baik atau buruknya kondisi kita. Mari belajar memandang hidup dengan cara yang paling sederhana: Belajar untuk tidak menyesali apa pun keberadaan hidup kita dan mengucapkan syukur atas kasih karunia Allah yang menguatkan kita hingga hari ini. -- Samuel Yudi Susanto/Renungan Harian

SESULIT APA PUN SITUASI YANG KITA ALAMI,
KASIH KARUNIA-NYA TAK PERNAH BERHENTI MENAUNGI KITA.


Ayat Alkitab: 2 Korintus 12:1-10

12:1 Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.
12:2 Aku tahu tentang seorang Kristen ; empat belas tahun yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga .
12:3 Aku juga tahu tentang orang itu, --entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya --
12:4 ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
12:5 Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.
12:6 Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.
12:7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku , yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
12:8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.
12:9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu , sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
12:10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

[ Studi Alkitab lengkap, silahkan lihat: Alkitab SABDA, Alkitab Mobi ]


Bergabung juga di Grup Renungan Harian Facebook.


Halaman Komentar: