Bacaan: Amsal 29:16-27

Judul : Sekali lagi, pilih hikmat! Kalau mau disimpulkan, seluruh ajaran Amsal, nasihat-nasihat bijaknya, sebenarnya menantang kita untuk memeriksa diri masing-masing secara jujur. Siapakah kita, orang benar atau orang bebal, akan terlihat dari cara kita menanggapi atau merespons nasihat-nasihat Amsal ini (ayat 27).

Sebenarnya Amsal tidak mengajukan pilihan netral antara menjadi bodoh atau berhikmat. Setiap pilihan mengandung konsekuensinya masing-masing. Jelas memilih kebebalan, menolak pengajaran yang benar pasti berujung kebinasaan (ayat 16). Maka bangsa yang tidak mau diajarkan kebenaran sejati, yaitu yang menolak firman Tuhan sebagai sumber hidup dan hukum mereka, pasti kacau masyarakatnya (ayat 18). Itulah yang nyata terlihat dari banyak bangsa di dunia masa kini. Negara-negara yang dulu didirikan oleh pemimpin-pemimpin Kristen kini menjadi negara sekuler-ateis yang memisahkan moral religi dari kehidupan sehari-hari. Pragmatismelah yang menjadi berhala mereka, maka kehidupan amorallah yang menjadi ciri mereka.

Amsal menawarkan solusi. Pertama-tama, didik kaum muda dengan cara yang benar (ayat 17): tidak cukup hanya dengan kata-kata, tetapi dengan tindakan nyata, kesaksian hidup dari mereka yang mengaku dewasa rohani. Seperti mengajari seorang pelayan, cara terbaik bukan dengan sederetan nasihat atau teori (ayat 19), tetapi contoh praktis yang bisa ditiru dan disiplin yang tinggi (ayat 21).

Problem utama kita sebenarnya bukan kekurangan guru yang pintar dan ahli dalam bidang pendidikan, tetapi dalam hal akhlak dan moral, serta sikap takut akan Tuhan. Kebanyakan kita cepat sekali bermuka dua, di satu sisi kita bertutur-kata rohani, padahal yang kita lakukan lebih sering untuk menyenangkan orang lain, menjilat pemimpin atau orang kaya, dan akhirnya kompromi dengan dosa. Kalau kita yang sadar akan pentingnya pendidikan generasi muda saja masih suka bermuka dua seperti itu, bagaimana mungkin kaum muda belajar dari Tuhan lewat ajaran dan hidup kita?


Ayat Alkitab: Amsal 29:16-27

29:16 Jika orang fasik bertambah, bertambahlah pula pelanggaran, tetapi orang benar akan melihat keruntuhan mereka.
29:17 Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.
29:18 Bila tidak ada wahyu , menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.
29:19 Dengan kata-kata saja seorang hamba tidak dapat diajari, sebab walaupun ia mengerti, namun ia tidak mengindahkannya.
29:20 Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu.
29:21 Siapa memanjakan hambanya sejak muda, akhirnya menjadikan dia keras kepala.
29:22 Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya.
29:23 Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.
29:24 Siapa menerima bagian dari pencuri, membenci dirinya. Didengarnya kutuk, tetapi tidak diberitahukannya.
29:25 Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi.
29:26 Banyak orang mencari muka pada pemerintah, tetapi dari TUHAN orang menerima keadilan.
29:27 Orang bodoh adalah kekejian bagi orang benar, orang yang jujur jalannya adalah kekejian bagi orang fasik.

[ Studi Alkitab lengkap, silahkan lihat: Alkitab SABDA, Alkitab Mobi ]


Bergabung juga di Grup Santapan Harian Facebook.


Halaman Komentar: