Bacaan: Amsal 29:1-15
Judul : Mendidik calon pemimpin Dalam catatan sejarah Israel kita bertemu dengan seorang raja muda yang bebal. Bukan bodoh dalam arti intelektual, melainkan bodoh karena ia memilih mendengar nasihat yang keliru. Rehabeam, putra Salomo, memilih mendengar bujukan anak muda sebayanya untuk ikut-ikutan gaya hidup nikmat yang serba instan. Ia menolak nasihat para tua-tua yang memiliki pengalaman hidup yang memadai untuk menjalankan roda pemerintahan yang berkenan pada Allah dan dihormati rakyatnya (ayat 1Raj. 12:1-14; band. Ams. 29:12). Akibatnya, pemberontakan dan perpecahan.
Berkaca dari peristiwa sejarah di atas, kita diingatkan oleh Amsal bahwa sikap keras kepala dan bebal yang menolak pengajaran yang benar, akan merugikan diri sendiri (ayat 1). Berkanjang terus dalam kejahatan akan menjerat dan membinasakan diri sendiri (ayat 5,6) Demikian pula, sikap bebal seperti itu merugikan orang lain (ayat 2, 4, 8). Sebaliknya, orang yang bijaksana mau mendengarkan ajaran dan nasihat. Orang seperti itu akan menjadi pemimpin yang membawa kesejahteraan untuk rakyatnya. Ia pasti disenangi oleh rakyatnya, dalam versi demokrasi masa kini, dia pasti dipilih kembali oleh rakyat untuk memimpin. Tetapi juga Tuhan akan berkenan dengan kepemimpinannya (ayat 14).
Itu sebabnya, kita perlu mendidik anak-anak muda bukan hanya dengan nasihat, tetapi kalau perlu dengan disiplin dan teguran keras. Memang apa yang diupayakan gereja pada masa kini, menanamkan pendidikan moral kristiani kepada generasi muda mendapatkan tantangan tersendiri dari moralitas dunia yang permisif. Kita akan dikatakan tidak demokratis, mengebiri hak azasi kaum muda, dan ketinggalan zaman. Namun, masa depan bangsa dan negara kita adalah tanggung jawab kita sebagai warga negara yang baik. Sumber nasihat kita harus pada firman Tuhan dan bersandarkan kuasa Kristus yang bisa mengubahkan hati yang keras dan bebal. Dan jangan lupa kita harus menjadi teladan buat anak-anak muda kita!
Ayat Alkitab: Amsal 29:1-15
29:1 Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi .
29:2 Jika orang benar bertambah, bersukacitalah rakyat, tetapi jika orang fasik memerintah, berkeluhkesahlah rakyat.
29:3 Orang yang mencintai hikmat menggembirakan ayahnya, tetapi siapa yang bergaul dengan pelacur memboroskan harta.
29:4 Dengan keadilan seorang raja menegakkan negerinya, tetapi orang yang memungut banyak pajak meruntuhkannya.
29:5 Orang yang menjilat sesamanya membentangkan jerat di depan kakinya.
29:6 Orang yang jahat terjerat oleh pelanggarannya, tetapi orang benar akan bersorak dan bersukacita.
29:7 Orang benar mengetahui hak orang lemah , tetapi orang fasik tidak mengertinya.
29:8 Pencemooh mengacaukan kota, tetapi orang bijak meredakan amarah.
29:9 Jika orang bijak beperkara dengan orang bodoh, orang bodoh ini mengamuk dan tertawa, sehingga tak ada ketenangan.
29:10 Orang yang haus akan darah membenci orang saleh, tetapi orang yang jujur mencari keselamatannya.
29:11 Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya.
29:12 Kalau pemerintah memperhatikan kebohongan, semua pegawainya menjadi fasik.
29:13 Si miskin dan si penindas bertemu, dan TUHAN membuat mata kedua orang itu bersinar.
29:14 Raja yang menghakimi orang lemah dengan adil, takhtanya tetap kokoh untuk selama-lamanya.
29:15 Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.
[ Studi Alkitab lengkap, silahkan lihat: Alkitab SABDA, Alkitab Mobi ]
Bergabung juga di Grup Santapan Harian Facebook.