Bacaan: Amsal 22:7
Menolak Diperbudak
Lebih dari sepuluh tahun lalu, seorang pria menipu keluarga saya, yang mendatangkan kerugian cukup banyak. Mungkin jika ditaksir dengan nominal uang saat ini, bisa mencapai empat juta rupiah. Setelah bergumul beberapa waktu, saya pun merelakan uang itu karena tak ingin hati kami ternodai oleh peristiwa tersebut. Namun, anehnya sampai hari ini justru pelaku tindakan tak terpuji itu masih salah tingkah ketika melihat atau tak sengaja berpapasan dengan saya di jalan.
Dari perenungan akan pengalaman itulah saya mengerti arti nas renungan hari ini: orang yang berutang menjadi budak dari orang yang mengutangi. Hidupnya akan seperti terpenjara, tidak ada kebebasan, dan akan menjadi salah tingkah manakala bertemu dengan si pemberi utang. Ia baru akan terbebas ketika utangnya dibereskan. Perkara yang sama bisa dialami oleh orang yang tidak membereskan masalah uang yang diperoleh dengan cara menipu. Sebaliknya, bagi orang yang menjadi korban, manakala ia dapat membebaskan hatinya dari kemarahan, sakit hati, atau dendam maka hatinya akan bersih dan bebas dari "perbudakan" yang bisa berdampak buruk.
Sejatinya, setiap masalah perlu dibereskan supaya tidak menimbulkan dampak negatif atau membelenggu kebebasan hati dan pikiran kita, terutama dalam perkara keuangan. Sungguh tidak nyaman menjalani hidup seperti ini, bukan? Jadi, adakah masalah keuangan yang sedang membelenggu hidup Anda? Segeralah ambil keputusan untuk membereskan, supaya kita dapat merasakan hidup dalam kebebasan sepenuhnya. --GHJ/www.renunganharian.net
JANGAN BIARKAN HIDUP KITA DIPERBUDAK OLEH APA PUN.
Ayat Alkitab: Amsal 22:7
[ Studi Alkitab lengkap, silahkan lihat: Alkitab SABDA, Alkitab Mobi ]
Bergabung juga di Grup Renungan Harian Facebook.