Bacaan: Kisah Para Rasul 3:6

Telinga yang Peka

Orang lumpuh itu telah menjadi pemandangan biasa di pintu gerbang Bait Allah. Setiap hari ia duduk di sana untuk meminta sedekah, dan orang yang lalu-lalang menuju Bait Allah memberikan derma seikhlasnya. Namun, sore itu ia mengalami sesuatu yang berbeda. Petrus juga mendengar seruannya meminta sedekah, tetapi memberikan respons yang lain. Ia tidak memberikan uang atau makanan, tetapi sesuatu yang jauh lebih bermakna bagi orang itu: kesembuhan dalam nama Yesus Kristus.

Mengapa Petrus bersikap demikian? Ia mendengarkan dengan telinga yang peka. Ia mencoba menilik lebih jauh kebutuhan sesungguhnya orang lumpuh tersebut. Orang itu meminta uang, dan uang memang bisa menjadi solusi sementara bagi masalahnya, tetapi benarkah hal itu yang dia butuhkan? Kadang-kadang seseorang meminta sesuatu yang tidak dia perlukan. Petrus pun mendengarkan dengan saksama, menimbang-nimbang dengan cermat, dan menyadari bahwa kerinduan terdalam orang itu tidak lain adalah mengalami kesembuhan.

Dalam berkomunikasi, kita kerap mendengarkan dengan ancang-ancang hendak menawarkan solusi praktis secara cepat. Padahal, kita perlu menyimak lebih dari sekadar kata-kata lawan bicara kita, tetapi juga emosi di balik kata-katanya. Ketika seorang teman berkeluh-kesah menumpahkan masalah, misalnya, tidak perlu kita terlalu cepat mengambil kesimpulan. Bisa jadi ia tidak mengharapkan solusi atau nasihat. Bisa jadi ia hanya memerlukan perhatian dan telinga yang mau mendengar. Tanggapan berdasarkan telinga yang peka bakal lebih bermakna bagi sahabat kita. --ARS/www.renunganharian.net

JAWABAN YANG TERBURU-BURU MERUSAK KOMUNIKASI,
JAWABAN YANG PENUH PERTIMBANGAN MELEGAKAN HATI.


Ayat Alkitab: Kisah Para Rasul 3:1-10

3:1 Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah.
3:2 Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah.
3:3 Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah.
3:4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami."
3:5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka.
3:6 Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah !"
3:7 Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu.
3:8 Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.
3:9 Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah,
3:10 lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.

[ Studi Alkitab lengkap, silahkan lihat: Alkitab SABDA, Alkitab Mobi ]


Bergabung juga di Grup Renungan Harian Facebook.


Halaman Komentar: