Bacaan: Pengkhotbah 9:18
Salah Begitu Saja, kok!
Perbuatan salah, jika dilihat dari tingkatan dampaknya, memang bisa bertingkat. Kesalahan yang tampak sepele dapat berdampak fatal dalam situasi tertentu. Ada orang yang keliru menenggak pembersih lantai, yang dikiranya sirup karena terlihat sangat mirip warnanya. Pernah pula terjadi tragedi ketika penumpang kereta api salah menyangka pintu gerbong sebagai pintu toilet, sehingga ia terjatuh dan meninggal dunia. Suatu kesalahan yang tampaknya sepele, tetapi ternyata berakibat fatal, bukan?
Satu orang yang bersalah dapat merusakkan banyak hal yang baik. Peringatan ini tampaknya disampaikan oleh Pengkhotbah kepada seorang pemimpin atau orang yang punya pengaruh dan kuasa yang besar. Namun, jika kita renungkan nasihat tersebut dapat menjadi pengingat yang baik agar kita dapat lebih berhati-hati dalam menjalani kehidupan, terutama terhadap hal-hal yang berpotensi merusak, merugikan, atau membahayakan orang lain. Bagi kita yang mungkin sedang menjalankan pekerjaan yang berisiko tinggi, sedapat mungkin jangan sampai melakukan kesalahan, supaya hal yang berdampak fatal jangan sampai terjadi.
Akhirnya, memang dalam menjalani kehidupan ini, tak ada manusia yang sempurna, tetapi kita dapat mengarahkan diri untuk melakukan segala sesuatu dengan sebaik mungkin, yang disertai kehati-hatian. Jangan sampai peringatan Pengkhotbah kita "genapi" dengan menjadi penyebab kerusakan terhadap hal-hal yang baik, hanya karena satu kesalahan yang tampak kecil, tetapi kita abaikan karena tidak menyadari risikonya. --GHJ/www.renunganharian.net
KELAK HANYA AKAN MENJADI PERKARA YANG DISESALI.
Ayat Alkitab: Pengkhotbah 9:13-18
9:13 Hal ini juga kupandang sebagai hikmat di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku;
9:14 ada sebuah kota yang kecil, penduduknya tidak seberapa; seorang raja yang agung menyerang, mengepungnya dan mendirikan tembok-tembok pengepungan yang besar terhadapnya;
9:15 di situ terdapat seorang miskin yang berhikmat, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin itu .
9:16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar orang."
9:17 Perkataan orang berhikmat yang didengar dengan tenang, lebih baik dari pada teriakan orang yang berkuasa di antara orang bodoh.
9:18 Hikmat lebih baik dari pada alat-alat perang, tetapi satu orang yang keliru dapat merusakkan banyak hal yang baik.
[ Studi Alkitab lengkap, silahkan lihat: Alkitab SABDA, Alkitab Mobi ]
Bergabung juga di Grup Renungan Harian Facebook.