Bacaan: Lukas 15:17

Langit Malam nan Gulita

Pada akhir 2019, pemerintah Selandia Baru mengumumkan program untuk menjadi negara pertama di dunia yang memiliki langit malam yang gelap gulita. Negeri itu menyadari bahwa langit malam gelap gulita, yang bebas dari polusi cahaya (hingga orang bisa mengamati langit-untuk tujuan ilmiah, turisme, dll.-dengan kejernihan maksimal) adalah harta yang tak ternilai harganya (www.bbc.com/indonesia/vert-tra-60285117).

Dulu, sebelum jaringan listrik masuk, malam hari di desa saya selalu gelap gulita. Tiap kemarau, saat langit malam tanpa bulan bersih tak berawan, saya suka berbaring di rerumputan di tepi sawah menatap langit malam nan gulita. Taburan bintang tampak begitu jelas justru karena kegelapan malam. Kala itu, saya melakukannya sekadar untuk perintang waktu. Namun, sejak membaca artikel BBC di atas, langit malam gelap gulita-yang dulu saya anggap biasa saja-saya sadari sebagai hal yang tak hanya indah, tetapi keajaiban besar, nikmat Ilahi yang luar biasa, tiada tara.

Pengalaman itu mengingatkan saya pada kisah si Bungsu. Selama tinggal di rumah bapanya, si Bungsu meremehkan semua yang ada di sana. Baru kemudian, dalam penderitaan di rantau, "Ia menyadari keadaannya" (ay. 17a), menyadari betapa indah dan berharga semua yang ia terima di rumah bapanya.

Bukankah kisah saya mirip kisah si Bungsu? Seperti si Bungsu, saya lupa bahwa kebahagiaan datang bukan terutama karena mendapatkan sesuatu yang saya belum punya, melainkan karena menyadari dan menghargai tiap anugerah yang sesungguhnya sudah ada pada saya. --EE/www.renunganharian.net

KUNCI KEBAHAGIAAN ADALAH MENYADARI DAN MENGAPRESIASI
TIAP ANUGERAH YANG SESUNGGUHNYA TELAH ADA PADA KITA.


Ayat Alkitab: Lukas 15:11-20

15:11 Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
15:12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
15:13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh . Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
15:14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat.
15:15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
15:16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.
15:17 Lalu ia menyadari keadaannya , katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
15:18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
15:19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh , ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan . Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.

[ Studi Alkitab lengkap, silahkan lihat: Alkitab SABDA, Alkitab Mobi ]


Bergabung juga di Grup Renungan Harian Facebook.


Halaman Komentar: